SHARE

Ilustrasi - Pasar (istimewa)

Indra menuturkan kesulitan mengamankan impor daging sapi dapat meningkatkan kemungkinan kenaikan harga domestik. Terlebih perayaan Idul Fitri pada tahun 2022 mendatang akan berlangsung di awal tahun.

Ia menambahkan rendahnya permintaan akibat pandemi memang dapat meredam kenaikan harga. Kendati demikian, menjelang Ramadhan dan Idul Fitri jumlah permintaan dipastikan akan melebihi permintaan pada hari biasa.

Oleh karena itu, menurutnya, ketersediaan stok yang memadai sangat diperlukan untuk menjaga kestabilan harga pangan, terutama komoditas yang tergolong pokok dan sumber ketersediaannya sebagian besar berasal dari impor.

"Rentetan peristiwa yang menandai fluktuasi harga komoditas pangan, terutama yang termasuk pada komoditas pokok dan ketersediaannya dipenuhi lewat impor, idealnya sudah bisa dijadikan parameter dalam mengambil kebijakan," tegas Indra.

Selain fluktuasi harga, Indra mengatakan data produksi pangan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan menjadi sangat penting dalam menentukan kebijakan. Proses panjang importasi juga perlu diingat sehingga waktu masuknya komoditas pangan impor tidak merugikan petani.

Selain itu kenaikan harga pangan di tingkat internasional juga berpengaruh pada harga dalam negeri. Bila ketersediaan stok sudah tidak mencukupi dan harga-harga sudah mulai naik, mempertimbangkan stok negara di luar negeri atau impor dapat menjadi jalan untuk menyediakan komoditas pangan bermutu dan dengan harga yang terjangkau.

"Seperti contohnya bawang putih yang ketersediaanya dipenuhi lewat impor, perlu dipermudah akses dan syarat-syarat impornya. Ketahanan pangan dalam negeri penting untuk dijaga melalui pemenuhan kebutuhan pangan dengan harga terjangkau," pungkas Indra.

Halaman :