SHARE

Istimewa

Namun, ketegangan geopolitik akibat invasi Rusia ke Ukraina berdampak pada Indonesia di dalam negeri di banyak bidang. Pada saat yang sama, Indonesia dan bisa dibilang sebagian besar negara lain di dunia sedang menghadapi tantangan multidimensi dalam menghidupkan kembali sektor kesehatan setelah pandemi, memperkuat ketahanan pangan nasional, dan keamanan energi nasional serta melindungi stabilitas keuangan Indonesia.

Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi ini, dunia usaha Indonesia harus dapat beradaptasi untuk merespons situasi tersebut. Di saat seperti ini perusahaan dituntut untuk terus mengoptimalkan bisnis mereka.

"Tentunya disamping itu, kolaborasi inklusif antara pemerintah dan swasta sangat dibutuhkan karena dunia usaha tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendirian," kata Arsjad Rasjid.

Dalam kesempatan terpisah, peneliti ekonomi Dandy Rafitrandi dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) mengatakan bahwa beberapa keuntungan dari tren digitalisasi dan otomatisasi pada masa pandemi adalah meningkatkan efisiensi usaha, memperluas akses dan informasi pasar serta meningkatkan kualitas dan inovasi produk.

"Dengan menggunakan teknologi, alokasi bahan baku dan sumber daya lainnya menjadi lebih tepat dan terencana. Dalam hal penjualan misalnya penggunaan platform e-commerce tidak hanya memberikan akses pasar yang lebih mudah dan luas tapi juga data-data yang terkait dengan informasi pasar yang dapat digunakan oleh usaha untuk menentukan keputusan bisnis," kata Dandy saat dihubungi.

Namun yang harus digarisbawahi perusahaan memerlukan kapasitas dan investasi yang tidak sedikit untuk dapat melakukan digitalisasi contohnya investasi modal (misalnya infrastruktur) dan juga sumber daya manusia. Kedua hal ini menjadi faktor penting bagi proses digitalisasi usaha.

Halaman :
Tags
SHARE