SHARE

Istimewa

Langkah selanjutnya adalah berpikir dan mengambil tindakan untuk apa yang terjadi sekarang alih-alih memikirkan masa lampau dan masa depan yang belum terjadi. Memikirkan apa yang bisa diubah di masa lalu dan apa kemungkinan terburuk di masa depan hanya akan memperparah kecemasan.

"Berpikir 'here and now', di sini dan saat ini. Jangan terlalu jauh ke belakang atau ke depan."

Jangan terjebak dalam penyesalan yang berkepanjangan atas kesalahan masa lalu yang membuat Anda terinfeksi COVID-19. Menyalahkan masa lalu terus menerus dan tak henti meratap tidak akan mengubah keadaan karena yang lalu tidak bisa diulang lagi.

"Tapi bisa dipelajari untuk ke depan, seperti jangan kumpul-kumpul lagi, kalau sudah terjadi, terimalah."

Di sisi lain, jangan terlalu memikirkan hal-hal yang belum terjadi di masa depan yang malah membuat pikiran semakin ruwet. Apalagi bila yang dipikirkan adalah hal-hal negatif yang membuat diri semakin takut dan khawatir.

"Memikirkan sesuatu yang belum terjadi juga tidak baik, tapi fokus kita ketika didiagnosa COVID-19 adalah apa yang bisa dilakukan saat ini," katanya.

Tindakan yang lebih penting menjadi prioritas, contohnya menghubungi Satgas COVID-19 terdekat, menghubungi Puskesmas di dekat rumah agar bisa dipantau, menghubungi pihak kantor, mengabari keluarga serta memberitahu orang-orang yang pernah kontak dekat bila memang pernah berjumpa dengan orang lain.

Saat berdiam diri di rumah, carilah kegiatan yang bermanfaat untuk batin Anda seperti relaksasi yang panduannya sudah beredar di Internet. Manfaatkan waktu untuk melakukan kegiatan yang dulu belum sempat Anda lakukan. Pastikan untuk tetap menjaga kebugaran dengan olahraga-olahraga ringan.

"Pastikan tidur, makan, minum, semua tercukupi, jangan lupa juga berjemur," ujar dia.

Waktu luang di tengah isolasi mandiri dapat juga digunakan untuk mendekatkan diri dengan Yang Maha Kuasa lewat ibadah yang lebih intensif.

Menjaga kesehatan tubuh pada saat pandemi memang sangat penting untuk dilakukan. Namun jangan  abaikan kondisi kesehatan mental, karena pikiran sehat dan hati yang gembira adalah obat yang paling mujarab.


 

Halaman :