"Dari 32 orang yang gagal diidentifikasi melalui sidik jari, kami berhasil mengidentifikasi 17 di antaranya lewat tes DNA tahap pertama. Serta, 10 lagi teridentifikasi melalui tes DNA tahap kedua," kata kementerian tersebut.
"Kami masih memastikan identitas lima korban lainnya karena ada inkonsistensi pada DNA mereka."