SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM - Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat dalam rapat pada Senin (8/11/2021), menegaskan bahwa perlindungan terhadap sumber berita adalah mahkota wartawan.

Rapat tersebut dipimpin oleh Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat Ilham Bintang, sekretaris Sasongko Tedjo, dan tiga anggota yaitu Asro Kamal Rokan, Tri Agung Kristanto, dan Nasihin.

Mengutip pernyataan pers PWI Pusat, rapat tersebut digelar setelah mengamati polemik pada program Mata Najwa TRANS 7 episode "PSSI Bisa Apa?" Jilid 6 yang ditayangkan pada 3 November 2021.

Dalam rapat tersebut, Dewan Kehormatan PWI Pusat menyampaikan beberapa hal.

Pertama, Dewan Kehormatan PWI Pusat menilai tidak ada pelanggaran Kode Etik Jurnalistik dalam program Mata Najwa TRANS 7 "PSSI Bisa Apa?" Jilid 6.

Kedua, penolakan Najwa Shihab sebagai pemandu acara untuk membuka identitas sumber berita sebagaimana permintaan dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menunjukkan sikap profesional.

Penolakan Najwa Shihab tersebut menunjukkan kepatuhan terhadap etika profesi, sesuai dengan amanat Pasal 7 Kode Etik Jurnalistik yang berbunyi bahwa wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan off the record sesuai dengan kesepakatan.

Halaman :