SHARE
1 / 3
2 / 3
3 / 3

istimewa

CARAPANDANG.COM - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengajak anak-anak Indonesia untuk menerapkan nilai-nilai kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya menjaga persatuan dan kesatuan serta pantang menyerah. Hal ini disampaikan di depan ratusan siswa siswi dalam acara Penguatan Nilai Kepahlawanan melalui Pelajar di Gedung Konvensi Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata, Jakarta, Senin (22/11).

"Para pahlawan terdahulu sudah membuktikan bahwa dengan persatuan, kita bisa meraih kemerdekaan walaupun dengan senjata sangat terbatas. Jadi anak-anakku semuanya, kalau sekarang kita terpecah belah, maka kita semakin dekat kehancuran," kata Mensos.

Ia mencontohkan perilaku pemecah belah yang masih terjadi di lingkungan sekolah seperti perundungan yang sering kali menjadikan anak minder bahkan tidak mau sekolah.

"Mulai sekarang tidak boleh ada lagi perundungan, ya, anak-anakku," ucap Mensos. 

Berdialog dengan anak-anak, Mensos kemudian menyampaikan nilai kepahlawanan lainnya yang harus dicontoh adalah sikap pantang menyerah. 

"Cut Nyak Dien misalnya dibuang ke Sumedang. Dia jalani karena dia yakin perjuangan itu saat kita tidak berhenti untuk mencapai cita-cita dan tidak pernah takut. Jadi anak-anakku, kalian adalah anak cucu para pahlawan. Tidak boleh takut dan mudah menyerah. Belajar terus bangkit lagi, jangan mudah menyerah,"

Menurutnya, jika musuh para pahlawan terdahulu adalah penjajahan, musuh yang dihadapi hari ini adalah kemiskinan dan kebodohan. Keduanya harus diperangi.

"Jangan katakan anak orang miskin tidak akan berhasil. Jadi keberhasilan dan kesuksesan itu tergantung kalian sendiri, bukan orang lain," kata Mensos.

Mensos menekankan bahwa kemerdekaan yang kita peroleh hari ini adalah hasil perjuangan para pahlawan melawan penjajah yang ingin menguasai nusantara. Oleh karena itu penguatan nilai kepahlawanan harus terus menerus dilakukan.

Dirjen Pemberdayaan Sosial Edi Suharto melaporkan kegiatan ini menghadirkan narasumber perwakilan Keluarga Pahlawan Nasional dan sejarawan yang diikuti oleh 200 pelajar SD, SMP, SMA di wilayah DKI Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung serta para pemenang Lomba Karya Ilmiah Kepahlawanan dari 34 provinsi beserta guru pendamping.

Halaman :
Tags
SHARE