SHARE

Ilustrasi

CARAPANDANG.COM - Kejahatan asusila telah banyak meresahkan warga, khususnya kaum hawa yang rentan mendapatkan perlakuan yang tidak pantas. Banyak kasus tindak kejahatan asusila telah terjadi disekitar kita, baik yang kita ketahui, maupun yang tidak ketahui. Motif yang berbeda-beda di setiap kasus tindak asusila, membuat rumit penyelesaian penyakit masyarakat ini. Masalah keluarga, masalah ekonomi, dan masalah lainnya, bisa menjadi faktor kejahatan asusila yang terjadi dalam masyarakat.

Kasus demi kasus terjadi secara berurutan, korban demi korban berjatuhan, namun, keadilan tidak bisa ditegakkan secara terbuka, sehingga para korban merasa terintidimidasi untuk membela diri mereka sendiri. Para korban yang merasa tidak ada kesempatan bagi mereka untuk menyuarakan keadilan, membuat sebagian dari mereka mengambil jalan pintas dengan mengakhiri hidup.

Tingginya tingkat kejahatan asusila, membuat kita harus selalu waspada, dimana saja kita berada dan kapan saja, karena tindak kejahatan tidak mengenal tempat dan waktu, ketika ada kesempatan untuk melakukan, maka kejahatan akan leluasa terjadi.

Memahami tindakan asusila

Kejahatan asusila tidak hanya memandang satu gender saja sekarang, namun, juga bisa terjadi kepada pria atau wanita. Seperti kasus pemerkosaan, fetish, penyodoman, pedofil, dan sejenisnya, membuat kita harus semakin berhati-hati dan selalu waspada, baik dengan orang yang telah kita kenal maupun belum kita kenal sebelumnya. Karena kita tidak bisa memahami kepribadian seseorang secara mendalam dan apa yang orang lain pikirkan atau rasakan pada dirinya sendiri. Banyak kasus asusila terjadi dengan orang terdekat, tanpa kita sadari bahwa yang terdekat bisa menjadi serigala bertopeng, yang siap menerkam kapan saja kita lengah.

Kejahatan asusila telah mempengaruhi banyak kalangan, dari orang tua hingga anak di bawah umur. Mereka yang menjadi pelaku kejahatan asusila, kebanyakan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, pergaulan bebas, serta lemahnya pengawasan dari orang-orang terdekat mereka.

Kejahatan asusila yang meluas tanpa pandang bulu, seharusnya menjadi perhatian khusus masyarakat agar bisa lebih memperhatikan keamanan satu sama lain. Kesadaran tentang sex education dalam masyarakat, seharusnya bisa lebih ditingkatkan lagi, agar masyarakat bisa memahami tentang bahaya kejahatan asusila sejak dini. Para pelaku kejahatan asusila hendaknya diberikan sanksi dengan cara rehabilitasi, karna kejahatan asusila ada kaitannya dengan kesehatan mental. Sehingga, mereka dapat diberikan arahan agar tidak melakukan kejahatan yang sama.

Arahan demi arahan harus diberikan kepada para pelaku kejahatan asusila, perlahan namun pasti dengan metode yang tepat. Sehingga, para pelaku dapat secara perlahan mengubah kebiasaan mereka, agar mampu menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Kejahatan asusila memang membuat resah masyarakat, walaupun demikian, ternyata masih banyak yang belum memahami pentingnya sosialisasi mengenai beragamnya tindakan-tindakan asusila yang sering terjadi di masyarakat.

Hati-hati menggunakan gadget

Hadirnya gadget di kalangan anak muda, membuat dampak yang sangat besar, meski tak hanya dampak positif yang kita rasakan, namun, tak sedikit pula dampak buruk yang lahir dari tindakan-tindakan para remaja. Benda kecil yang mampu mengakses apa aja membuat remaja cenderung kecanduan dan semakin menggali rasa penasaran mereka dalam penggunaan gadget, tanpa pengawasan ketat dari orang tua.

Seringkali kita mendengar alasan, jika gadget adalah sumber pengetahuan, sebab memang apa saja disana mudah dicari , sehingga, banyak orang tua yang merasa tenang jika anaknya di rumah disuguhkan dengan fasilitas gadget seperti itu. Namun, sadarkah kita, ternyata hal sia-sia yang kita realiasasikan dalam kehidupan tentang pengetahuan  seringkali gagal, atau tidak berjalan lancar dikarenakan kita belum mampu  menempatkan metode yang baik dan benar untuk masa sekarang, masa dimana serba teknologi, dan pengaruh ada dimana-mana. Tak jarang, kita temui anak-anak yang belum bisa menempatkan perbuatannya dengan baik, keluar dari norma agama dan negara. Bisa jadi, kecerobohan kita sebagai pendidik dan orang tua dalam memberikan arahan kepada anak atau pelajar mengenai pemanfaatan kemajuan teknologi.

Sudah berapa banyak kasus pelecehan seksual yang dilakukan anak di bawah umur, dan kasus-kasus melanggar norma lainnya yang memakan korban anak sekolah, bahkan kebanyakan dari mereka melakukan tindakan seperti itu sebab dari kebiasaan buruk mereka yang timbul dari lingkungan pertemanan dan keluarga yang begitu acuh mengenai hidup mereka.

Memang, arus modernisasi tak hanya berkutik seputar teknologi saja, namun, dalam kehidupan, banyak sekali pengaruh-pengaruh baru mengenai cara berteman, lingkungan pertemanan juga sangat mempengaruhi anak dalam cara bertindak dalam sehari-hari. Berawal dari tontonan dari media sosial, kemudian, dipraktekkan di kehidupan nyata, pengaruh dalam bentuk ini lumayan sulit untuk di hilangkan, sebab sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan dalam lingkungan pertemanan remaja. Hal-hal yang baru saja di jelaskan, menandakan bahwasanya tidak cukup hanya bergantung kepada para lembaga sekolah saja. 

Peran orang tua mengenai kesadaran mereka terhadap berkembangnya jaman, sudah seharusnya memberikan inovasi baru untuk mendidik anak-anaknya sebaik mungkin, agar ilmu-ilmu yang mereka peroleh di bangku sekolah mampu direaliasikan dengan baik dalam lingkup bermasyarakat. Banyak dari kita yang selalu mengandalkan para guru di sekolah, sedangkan, kita lupa, bahwasanya pengaruh buruk saat ini hadir dari berbagai sumber yang tidak hanya dalam ligkup sekolah, alangkah lebih baiknya, jika kita sebagai orang tua, memiliki metode lain sebagai pendamping untuk mendidik anak. [**]

**Oleh: Muhammad Reynaldhi Wicaksono
Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)


Tags
SHARE