SHARE

Foto ilustrasi Pemilu di Venezuela

Venz Memilih

Semacam KPU Venezuela, yakni CNE, telah membuka diri dan mendatangkan sekitar 300an pemantau Pilkada internasional, termasuk dari Uni Eropa (100an). Dari Indonesia, diwakili oleh KPU, GNB (Pusat Kerjasama Selatan-Selatan) dan JMSI (Jaringan Media Siber Indonesia), totalnya 6 pemantau yang disebar bukan hanya di sekitaran Ibukota Caracas, namun juga jauh ke perbatasan dengan Kolombia, di negara bagian Zulia. 

Ada yang menarik dari diterapkannya kebijakan nasional Ley Seca yang sangat ketat pada proses pemilihan di Venezuela. Ley Seca adalah kriminalisasi bagi konsumsi dan jual beli semua minuman beralkohol sejak akhir pekan pemilihan, hari pemilihan, dan usai pemilihan. Cukup menarik, karena umumnya pesta demokrasi diiringi oleh minum-minum (beralkohol). 

Pilkada Serentak ini disebut Mega Pemilu dikarenakan partisipasi yang luas dari semua spektrum politik, dan akan hasilkan pemilihan 23 Gubernur, 335 Walikota, dan 2471 legislator dan 253 legislator baru di Pusat, untuk semua negara bagian. Jumlah DPT terdaftar hampir 21 juta dari 30 juta populasi. Partai PSUV dikomandoi Nicolas Maduro mengumpulkan koalisi rezim, dan oposisi Aliansi Demokratik digawangi oleh Juan Guaido. 

21N Mega Pemilu juga dianggap batu ujian menyongsong Pilpres 2024, sekaligus kontestasi Maduro vs Guaido --layaknya program seri TV "Survival": baik bagi jalan politik Maduro, maupun Guaido. Kekalahan pada Mega Pilkada, adalah kejatuhan. Maka Maduro & Guaido, bersiaplah jatuh, telak. 

Ideologi sosialisme revolusioner Bolivarian gaya Chavez, yang disebut Chavismo, kini menguji kesetiaan Maduro. Dengan kematian Hugo Chavez, maka loyalis Chavizta akan menagih “kesetiaan politis-ideologis” Maduro yang semakin gamang saat mempertahankan kekuasaan secara pragmatis untuk dirinya sendiri. 

Salah satu dampak terpenting dalam pergerakan pendulum politik Chavismo adalah kecenderungan Maduro untuk membangun gerakan baru Madurista. Perombakan kabinet mendadak segera setelah dimulainya dialog damai dan rekonsiliasi di Meksiko September lalu, menunjukkan gelagat itu. Pergeseran posisi Menteri kunci, seperti Menteri Luar Negeri kepada Felix Plasencia, disinyalir sebagai upaya Maduro keluar dari bayang bayang Chavismo, dan memperkuat Madurismo. 

Begitupun Guaido, yang semakin kehilangan pamor di kalangan oposisi. Semua proses perlawanan diaspora dan dukungan Amerika Serikat, seperti menabrak tembok besar. Mega Pilkada Serentak, tak ayal, menjadi tes kekuatan sekaligus siapa survivor diantara kedua tokoh ini: berhasilkah Maduro keluar dari Chavizta dan membangun Madurismo; bagaimana dengan Guaido, dapatkah memastikan kepemimpinan oposisi yang semakin frustrasi dan terkoyak… akan bagaimana si cantik Venezuela menyapa dunia, usai akhir pekan ini. 

Mari tunggu hasil Mega Pilkada Serentak 21N melewati akhir pekan ini. SEKIAN.**

Halaman :
Tags
SHARE