SHARE

Istimewa

CARAPANDANG - Dolar jatuh terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah laporan inflasi AS yang lebih dingin dari perkiraan untuk Juli meningkatkan ekspektasi siklus kenaikan suku bunga Federal Reserve yang kurang agresif daripada yang diantisipasi sebelumnya.

Harga konsumen AS tidak berubah pada basis bulanan pada Juli karena biaya bensin turun, memberikan tanda kelegaan pertama bagi orang Amerika yang telah menyaksikan inflasi naik selama dua tahun terakhir.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan 0,2 persen dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) bulanan menyusul penurunan sekitar 20 persen dalam biaya bensin.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang saingannya, turun 1,025 persen pada 105,26 pada pukuk 19.15 GMT.

"Ini adalah kabar baik bagi pedagang valas, karena ini adalah reaksi yang cukup jelas dan Anda mungkin akan melihat bahwa masih ada beberapa tindak lanjut," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

Dolar turun 1,58 persen pada 132,97 yen, dengan greenback sempat merosot sebanyak 2,3 persen terhadap mata uang Jepang, penurunan terbesar sejak Maret 2020.

"Dalam latar belakang di mana pasar menjadi lebih puas dengan perkiraan FF (Fed fund), hari-hari terburuk yen tampaknya telah berakhir," kata analis dari TD Securities dalam catatan klien. Kisaran 130-135 yen yang luas mungkin merupakan normal baru.

The Fed telah mengindikasikan bahwa beberapa penurunan bulanan dalam pertumbuhan IHK akan diperlukan, sebelum membiarkan pengetatan kebijakan moneter agresif yang telah dilakukan untuk menjinakkan inflasi yang saat ini berjalan di level tertinggi empat dekade.
 

Halaman :
Tags
SHARE