Iwan Adam pun mengingatkan pentingnya pengelolaan pertambangan emas ini dengan baik agar kekayaan alam Pohuwato bisa membawa kesejahteraan, bukan masalah hukum di kemudian hari.
"Kalau kita kelola dengan benar, Pohuwato bisa menjadi daerah tambang emas terbesar ke-10 di Indonesia," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Kwarcab Pramuka Pohuwato, Nasir Giasi, menjelaskan alasan pemilihan Desa Bulangita sebagai lokasi kegiatan karena ditemukan kasus baru malaria di desa tersebut, yang membuat wilayah itu masuk dalam zona merah.
"Status tanggap darurat malaria bukan ditetapkan sembarangan, tapi berdasarkan rekomendasi Kemenkes RI dan Dinkes Provinsi Gorontalo," tegas Nasir.
Nasir menambahkan, aksi ini merupakan implementasi nilai Dasa Dharma Pramuka, khususnya cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
Nasir pun berharap kolaborasi antara Pramuka, pemerintah, dan masyarakat bisa mempercepat upaya pemberantasan malaria di Pohuwato.
Aksi ini juga dihadiri oleh Camat Marisa Mohammad Huntoyungo, Kepala Desa Bulangita Fendi Diange, pengurus Kwarcab Pramuka Pohuwato, serta masyarakat setempat.