CARAPANDANG - Korea Utara (Korut) akan mempercepat pembangunan program senjata nuklir untuk menghadapi ancaman negara-negara senjata nuklir yang dianggap bermusuhan. Informasi ini dinyatakan utusan Korea Utara untuk PBB, Kim Song, dilansir dari The Guardian.
Pernyataan ini muncul setelah Korut melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) pertama tahun ini. Pada Selasa (5/11/2024), Korea Selatan melaporkan Korut menembakkan rudal balistik jarak pendek ke arah laut di timur Semenanjung Korea.
Jepang juga mengonfirmasi bahwa proyektil tersebut adalah rudal balistik yang mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang. Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan untuk membahas uji coba ICBM Korut tersebut.
Uji coba itu menunjukkan kemajuan teknologi misil yang mampu mengirimkan hulu ledak nuklir hingga ke daratan AS. Kim mengatakan ancaman nuklir AS terhadap Korea Utara telah mencapai tingkat kritis.
Kim juga menuding tindakan AS sebagai penyebab situasi yang semakin mendekati perang. AS juga menuduh China dan Rusia melindungi Korut di PBB dari sanksi yang lebih ketat.
Hal tersebut menyebabkan Pyongyang merasa leluasa mengembangkan program senjata nuklir dan misilnya. Korut diyakini berusaha memperoleh teknologi rudal dan luar angkasa dari Rusia sebagai imbalan atas bantuan militernya.
AS menuduh Rusia dan China menahan kritik dan tindakan balasan terhadap Pyongyang. Meskipun AS belum mengungkapkan imbalan spesifik dari Rusia untuk Korea Utara.
