CARAPANDANG - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menjelaskan berbagai faktor yang memengaruhi cuaca dan iklim di Indonesia. Faktor tersebut meliputi penyimpangan suhu muka laut di Samudra Pasifik, Samudra Hindia, dan perairan Indonesia.
"Bagaimana prospek iklim di tahun 2025. Adanya beberapa faktor pengendali iklim di Indonesia yang mengakibatkan dinamika iklim dan cuaca di Indonesia," ucapnya dalam rapat pengendalian inflasi daerah di Jakarta, Senin (18/11/2024).
Fenomena seperti El Nino, La Nina, dan Indian Ocean Dipole (IOD) menjadi pengendali utama iklim. Selain itu, angin musiman Monsun yang bertiup dari Asia dan Australia juga memengaruhi kondisi cuaca.
Potensi bahaya hidrometeorologi sepanjang tahun bergantung pada musim dan dinamika iklim. Desember hingga Februari sering terjadi banjir, longsor, gelombang tinggi, angin kencang, dan petir.
Maret hingga Mei ditandai oleh puting beliung, petir, dan hujan es. Sementara itu, Juni hingga Agustus rawan kekeringan, kebakaran hutan, dan gelombang tinggi.
Pada September hingga November, potensi bahaya kembali meningkat dengan hujan lebat, puting beliung, petir, dan angin kencang. BMKG mengingatkan masyarakat untuk waspada menghadapi perubahan cuaca ekstrem ini.