SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM – Rektor Universitas Sriwijaya (Unsri) Anis Saggaff mengatakan saat ini pihaknya diwajibkan untuk menerapkan sistem pembelajaran yang mengharuskan mahasiswa juga belajar di luar kampus dengan persentase mencapai 30 persen.

“Mahasiswa diberikan 30 persen untuk berkreasi di luar, mereka tidak boleh dikungkung di kampus,” kata Anis di Palembang, Senin.

Ia mengatakan, bukan hanya mahasiswanya, para dosen juga diminta untuk mendampingi mahasiswa ketika mendapatkan studi praktik di luar kampus.

Ini dimaksudkan agar ilmu bersifat teori yang didapatkan mahasiswa saat berada di kampus dapat digabungkan dengan praktik sehingga tercipta blended learning.

Tak hanya itu, manajemen Unsri juga dituntut untuk menghadirkan praktisi-praktisi untuk mengajar di kampus, tanpa harus melihat latar belakang pendidikannya.

“Tidak harus profesor dulu, intinya praktisi. Misalnya, General Manajer kilang Pertamina, itu sudah bisa dijadikan staf dosen di kampus,” ujar Anis.

Saat ini, Unsri sudah mengandeng beberapa pihak untuk menerapkan sistem pembelajaran tersebut yang mulai diperkenalkan sejak era pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Dalam program kerja Jokowi yang dikenal dengan program Merdeka Belajar itu diharapkan akan lahir SDM unggul dari putra bangsa sendiri.

Sebenarnya, pola ini sudah lama dilakukan negara-negara maju seperti Amerika Serikat, bahkan belakangan Malaysia juga sudah mengekor.

“Ujungnya, yang diharapkan adalah bagaimana urusan negeri ini diurus oleh anak bangsa sendiri,” ujar Anis.

Sebelumnya, Unsri membuat nota kesepahaman (MoU) dengan PT Kilang Pertamina Internasional mengenai sinergi dalam pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat. Salah satu wujud nyata dari kerja sama ini, yakni pemberian kesempatan kerja praktek (magang) di seluruh kilang Tanah Air bagi mahasiswa Unsri, dan pemberi materi kuliah umum.

Tags
SHARE