SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM - Pendidikan Islam, di zaman ini memiliki banyak tantangan, dimana pendidikan dituntut menyesuaikan dengan keberadaanya di era kemajuan teknologi, integrasi teknologi. Modernisasi pendidikan Islam yang berbasis pendidikan karakter dapat menciptakan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan di zaman milenial.

Pendidikan Islam (pesantren) merupakan pendidikan yang tertua di Indonesia, sejarahnya mengalami masa panjang dan bertahan dengan metodenya hingga saat ini. Menurut Mustofa Rembangy (2010) permasalahan pendidikan Islam dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi relasi kekuasaan serta orentasi pendidikan, aspek kurikulum, pendekatan pembelajaran, profesionalitas SDM, biaya, serta lingkungan pendidikan. Sedangkan faktor eksternal, adalah fenomena globalisasi-multikultural, kemiskinan, serta kebijakan pemerintah.

Permasalahan yang menyebabkan mirisnya terjadi korupsi dalam lembaga pendidikan, bahkan di lembaga penyelengara pendidikan yaitu disebabkan karena lemahnya sumber daya manusia, menejemen pendidikan yang buruk, kapitalisasi pendidikan.

Dapat dikatakan generasi di era milenial adalah”generasi internet” dimana mereka berinteraksi lebih dinamis serta memiliki ruang lingkup yang terhubung tanpa batas, pada setiap hari hidup dan bertumbuh dengan dunia digital. Mereka sangat akrab dengan teknologi modern seperti halnya tablet, gadget, portable computer dan juga dengan sistem oprasional android, merupakan samudra informasi yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja.

Pada dasarnya sebuah pendidikan seharusnya lebih banyak pada proses pengolahan sikap (akhlak) peserta didik, merupakan keberhasilan pendidikan bukan lagi pada orientasi kongnitif dengan ukuran angka-angka, akan tetapi proses peserta didik yang mempunyai akhlak mulia, empati, kejujuran, keberanian, dan kepribadian yang baik. Dengan penguasaan kognitif dan psikomotorik yang baik, atau bisa dikenal dengan pendidikan karakter.

Sebagaimana yang kita ketahui, bahwasannya negara Jepang pernah hancur karena bom atom namun kemudian mereka cepat bangkit lewat sebuah pendidikan karakter yang mereka tanamkan ke dalam life skill, tidak hanya di sekolah namun mereka juga melakukanya di lingkungan keluarga dan masyarakat. Maka hasil dari pendidikan karakter Sekatsu dan Tokatsu tersebut yang menjadikan manusia seutuhnya (insan kamil) menjadikan negara Jepang sebagai negara maju, pekerja keras, kuat, sedrhana, memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, disiplin, patuh pada aturan, suka berkerjasama,(kooperatif), mandiri, serta menghargai orang lain.

Pada dasarnya pendidikan karakter menekankan akan aspek moral, yang menumbuhkan kepribadian yang religius, moral/budi pekerti serta sikap kepedulian lingkungan (ciri insan Kamil).  Oleh sebab itu, perlu ditanamkan sikap tersebut mulai dari dini serta dilakukan secara berkeseimbangan.

Pendidikan karakter berperan penting dalam pendidikan Islam karena memiliki nilai yang lebih dari sekedar pendidikan moral. Oleh karena itu sebuah karakter menunjukan jati diri dari bangsa itu, kekuatan suatu negara, dan persatuan dan kesatuan suatu negara serta menjadi makna dari pembentukan Insan Kamil, yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional itu sendiri.

Pendidikan Islam selama ini telah melakukan transformasi pada paradigma, metode dan strategi pengembangan Islam agar menjadi kekinian dan releven dengan situasi dan kondisi global. Pada waktu kurang dari 10 tahun terakhir pendidikan Islam terus berkembang menjadi role model bagi pendidik, dengan ditandai pertumbuhan lembaga (Direktorat Jendral Pendidikan Islam,2019), serta munculnya sekolah yang berbasis agama Islam seperti sekolah Islam terpadu(Rahman,2019) Boarding School Sekolah Berbasis Pesantren Moderen, Sekolah Tahfidz.

Pendidikan seharusnya melakukan transformasi, para stakeholder Pendidikan Islam, melakukan perubahan pada wajah dan muatan kurikulum sesuai dengan tuntunan zaman, sekaligus sebagai sebuah benteng pertahanan untuk menghadapi dekadensi moral. Seperti perubahan akhlak pendidikan karakter serta keunggulan daya saing, kognitif, efektif.

Transformasi pendidikan Islam meliputi akan hal, perbaikan aturan-aturan yang berlaku, pendidikan sangat berorientasi akan kebutuhan masa depan, peninjauan serta perbaikan kurikulum, peningkatan mutu manajemen madarasah, peningkatan kapasitas serta kapabilitas kepemimpinan madarasah. Peningkatan kopentensi guru, keterlibatan masyarakat dalam pengembangan madarasah.

Maka seharusnya diperlukan sebuah persipaan menghadapi pendidikan Islam di era 4.0, karena majunya perkembangan maka pendidikan Islam harus mengikuti hal tersebut sehingga tidak terjadi keterlambatan perkembangan teknologi atau zaman. [**]

Oleh: Muhammad Haykal Al-Abiyyu
Penulis merupakan Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Malang 


Tags
SHARE