SHARE

Ilustrasi (istimewa)

CARAPANDANG.COM – Pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya berpesan agar korban kebocoran data tidak lagi menggunakan data digitalnya sebagai dokumen, pelengkap maupun credentials.

"Ketika data sudah bocor, ya pengguna yang jadi korban sudah tidak bisa ngapa-ngapain lagi. Dia cuma bisa berdoa pada Tuhan Yang Maha Esa agar datanya dia tidak disalahgunakan. Lalu ke depannya harus seperti apa? Ya paling korban itu harus berhati- hati untuk kejadian serupa. Karena sudah tahu datanya bocor dan mungkin di eksploitasi seperti data perjalanan atau data penanggung jawab itu jangan digunakan lagi untuk credentials ya," kata Alfons, Selasa (31/8/2021).

Ia pun menyebutkan ketika data sudah mengalami kebocoran di dunia maya, tidak akan ada jaminan data yang bocor itu dapat diselamatkan atau kembali terlindungi.

Selain tidak lagi menggunakan data-data yang sudah bocor agar tidak kembali menjadi korban kebocoran data, pengguna yang merasa dirugikan dari kasus tersebut bisa mengajukan tuntutan ke jalur hukum kepada pengelola data yang tidak bertanggung jawab.

Kasus kebocoran data kini semakin berbahaya karena data yang bocor tersebut dapat terkesploitasi dan bisa berujung pada penyalahgunaan data dan kejahatan siber.

Beberapa kejahatan siber yang mungkin anda alami karena data anda bocor di antaranya, akun anda digunakan untuk pinjaman daring ilegal oleh peretas, anda menjadi target penipuan telepon atau phising, tidak hanya itu data anda juga bisa disalah gunakan untuk menipu korban lainnya untuk mendapatkan data baru.

"Dalam kasus kebocoran data. Pemilik data selalu jadi korban, sementara pengelola yang gagal melindungi data cuma dapat malu. Mereka juga jadi tahu bahwa mereka tidak memiliki kemampuan untuk menjaga data tetap aman. Dalam kasus ini, pemilik data yang tereksploitasi dan mengalami kerugian. Ia bisa menuntut tanggung jawab kepada pengelola data," ujar Alfons.

Halaman :