Ia melihat langkah ini sebagai upaya nyata untuk melestarikan kekayaan budaya lokal di tengah arus globalisasi yang semakin kuat.
"Ini adalah bentuk komitmen kami untuk memperkuat identitas budaya dan mempromosikan nilai-nilai Minangkabau kepada dunia. Dengan sentuhan budaya lokal, kami berharap bisa memberikan kesan mendalam bagi setiap orang yang berkunjung ke Sumbar," katanya.
Di samping itu, kata Vasko, penggunaan bahasa Minang di fasilitas publik seperti bandara juga dapat membantu pelestarian bahasa daerah yang semakin tergerus oleh modernisasi.
Inisiatif Wagub Sumbar ini sejalan dengan strategi pengembangan pariwisata daerah. BIM sebagai gerbang utama kedatangan wisatawan ke Sumbar diharapkan dapat memberikan kesan pertama yang kuat tentang kekayaan budaya Minangkabau.
"Bandara bukan sekadar tempat transit, melainkan pintu gerbang budaya yang mencerminkan kekhasan dan keramahtamahan masyarakat Minangkabau," tegas Vasko Ruseimy.
Dengan menampilkan elemen budaya lokal di bandara, Pemprov berharap dapat meningkatkan daya tarik wisata Sumbar.
"Suasana khas Minangkabau diharapkan mampu menciptakan pengalaman berbeda bagi wisatawan sejak awal kunjungan mereka," katanya.
Wagub Sumbar mengatakan, implementasi penggunaan bahasa Minang dan pakaian adat di BIM akan dilakukan secara bertahap.